#DENGAN BERSAMA-SAMA MARI TEGAKKAN ISLAM DAN MEMBUAT SENYUM BAGINDA MUHAMMAD SAW# kirimkan pertanyaan atau curhatan anda seputar agama di fb DAAR IHSAN atau email: hadibaagil110@gmail.com #

Selasa, 22 April 2014

Bedah Pemikiran 1 : “Iman Perspektif Logika dan Agama”- Studi Kritis Aliran Kontemporer Oleh Al-Habib Abdullah Baharun

Tarim- Senin (21/4) kedatangan rektor Universitas Al-Ahgaff, Al-Habib Abdullah Baharun di Fakultas Syariah dan Hukum Tarim, adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak mahasiswa. “Silabus atas studi aliran dan pemikiran kontemporer, dipandang urgen bagi Indonesia”, paparnya dalam awal kuliah. Habib Baharun menekankan atas kesungguhan dalam memahami mata kuliah terlebih mahasiswa Indonesia, melihat realita yang terjadi. Menjadikan negara Indonesia sebagai sampel, yang geliat perang pemikiran terus berkecamuk menjadi sebuah topik panas yang menarik bagi santri Indonesia. Beliau juga merekomendasikan satu buku yang cukup menarik untuk dikaji, yaitu “Al-Islam Wa Al-Aql” karangan Syaikh Abdul Halim Mahmud (salah satu tokoh ulama’ Mesir dan dosen Filsafat).
Mata kuliah ini, bertujuan memberikan wawasan yang moderat atas tuduhan-tuduhan yang berkembang liar ditubuh musuh-musuh islam seperti kaum liberal, sekularisme,dll dan musuh diselain tubuh selain islam seperti kaum Yahudi dan Nashrani.Problematika ini akan terus bermunculan di kehidupan sehari-hari yang perlu dicarikan sebuah jawaban yang pas, sebagai prioritas utama.

Bagaimanaseseorang bisa beriman?
Iman secara etimologi adalah yakin atau percaya. Mempercayai apa yang diketahui, dariinformasi ataupun yang lain. Iman inilah yang nanti akan memberikan efek pada sebuah pembenaran suatu perkara. Contoh: ini adalah air, kalian bisa melogika dengan akal, dan percaya kalau ini memang air selain itu kalian juga, percaya kalau dalam air terdapat unsur-unsur antara lain H2O yang tidak secara kasat mata bisa dilihat, tapi bisa beriman alias percaya atas keberdaan unsur tersebut, jadi bagaimana seseorang bisa percaya dan meyakininya sampai batas ini?. Bisa dikonklusikan, bahwa Iman merupakan  keyakinan dalam diri seseorang berasal dari pengetahuan yang diperolehnya, pengetahuan itu bisa berupa ilmu secara kasat mata (panca indra), dan bisa diperoleh dari informasi dari seseorang, bisa juga dari internet, surat kabar, ataupun televisi. Jadi pelbagai pengetahuan adalah ibarat sebuah iman (kepercayaan orang pada sesuatu), dan pengetahuan ibarat sebuah informasi. Ketika kalian mempercayai ini (mikrofone), secara spontan juga mempercayai bahwa alat ini bisa memberikan gema suara, dari mana kalian tahu?, dari informasi seseorang ataupun secara langsung kalian saksikan bahwa alat ini menghasilkan gema suara berfekruensi besar. Kembali ke hasil akhir dari logika permisalan ini adalah pada titik pembenaran pada esensi suatu perkara.
Menariknya Habib Abdullah Baharun, juga mengetahui seluk-beluk problematika nusantara. Ulil Absor Abdala juga disinggung dalam studi kritis pemikiran pada kesempatan tersebut, Liberalisme iya, inilah musuh islam yang getol sekali membabi buta mencari kelemahan islam, justru musuh seperti inilah yang ganas. Memang, liberal beragama islam, sama seperti kita, namun otak mereka dalam lingkup lingkaran syaitan, secara perlahan menggempur pertahanan umat islam. Kaum liberal tidak akan puas memberikan tuduhan-tuduhan miring yang kita akan dibuatnya pusing olehnya. Merekapun tidak akan menerima, pemikiran kita kalau tidak masuk logika. Liberal secara etimologi berarti bebas. Kebebasan inilah yang membuat mereka buas dan keblabasan. Berbicara tentang definisi “pengetahuan”, bahwa Pengetahuan / knowledge dalam perspektif filsafat Yunani adalah pembenaran sah yang betendensi pada suatu dalil / bukti konkrit.
Coba kembali melogikan sebuah air, percaya tidak kalau air ini beracun (ketika dijawab: tidak), apa tendensi anda mengatakan tidak?, sebuah pengetahuan yang sah pastinya, dari mana pembenaran itu bersumber. Pembenaran itu muncul bisa jadi dari panca indra (secara kasat mata bisa disaksikan), dari informasi sebuahkabar, ataupun perkara tersebut bisa diterima akal (logisme).
(diterjemakanoleh M. Abdul Muhith, mahasiswa Universitas Al-Ahgaff, semester 6). Bersambung…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar