Di era globalisasi dan modernisasi kini, setiap individu membutuhkan arahan yang menuntun bagaimana dan darimana harus memulai pola
hidup berpendidikan yang baik . Karena
dalam sisi pemahaman Islam tentang pendidikan, masih banyak tugas dan kewajiban
tambahan bagi setiap muslim, diantaranya menyiapkan para generasi muda agar terdidik
dengan pengetahuan Islam yang lurus dan murni sebelum mengetahui dan
mempelajari apapun semenjak lahir. Hal itu tidak lain
karena
tema besar dan problematika pendidikan
Islam
sangatlah berkaitan dengan dua asas
penting yang menjadi landasan setiap Rasul, yakni; pengetahuan tentang tauhid Allah SWT dan syariat-Nya.
Akibat tidak adanya perhatian penuh terhadap pendidikan
Islam sejak dini, realita kondisi
para generasi sekarang justru terpengaruh oleh sihir film, berita dan
teknologi. Padahal tujuan para musuh Islam menciptakan dan menghiasi semuanya
sebagai perusak akal dan potensi generasi muda dalam memahami Al-quran, hadits
dan pengetahuan Islam, mereka tahu bahwa film dan gambar akan lebih kuat
pengaruhnya dari pada sekedar ungkapan kalimat-kalimat dalam kitab suci dan
hadits. Pelu disadari pula bahwa tidak ada
film yang dibuat, cerita yang ditulis,
gambar yang diexpose kecuali dibelakangnya ada tujuan tertentu! Jika sekarang
umat Islam belum bisa melihat pengaruhnya, kelak akidah kufur tersebut pasti akan tertanam pada generasi muda Islam.
A. Pendidikan
Sebagai Garda Terdepan
Pendidikan sebagai garda
terdepan kemajuan suatu bangsa seharusnya mampu membangun karakter yang
unggulan, mempengaruhi budaya dan membentuk paradigma berfikir yang progresif
dan visioner. Namun problematika yang berada dalam dunia pendidikan, semakin menurun
dari undang-undang dalam mencerdaskan anak bangsa.
Salah satu penyebab terjadinya
perihal demikian adalah lemahnya kualitas mental anak bangsa dalam menghadapi
perubahan yang sangat cepat, dan tentunya mengarah pada modernisasi yang salah
arah. Implikasinya membuahkan dampak negatif, diantaranya: pertama,
banyak orang yang ingin kaya akan tetapi melalui jalan pintas. Kedua,
banyak orang ingin modern tetapi melalui jalan yang salah. Ketiga,
banyak orang yang ingin menjadi sejahtera tetapi melalui jalan yang tidak
benar.
Memang tidak mudah untuk mencari
solusi dalam menghadapi problematika bangsa, tidak semudah membalikkan tangan
begitu saja. Akan tetapi ada beberapa instrumen krusial untuk membenahinya,
yakni melalui pendidikan karakter. Tidak dapat kita pungkiri, setiap agama yang
ada pasti memberikan kewajiban umatnya untuk beprilaku terpuji. Seperti halnya
agama Islam, yang mana tidaklah Nabi Muhammad SAW diutus kecuali sebagai rahmat
seluruh alam. Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang terpuji”. Inilah langkah awal yang harus mulai dipupuk semenjak
dini, sebagai bukti nyata dalam revitalisasi pendidikan Islam.
B. Pendidikan
Karakter dan Budaya Bangsa
Senafas dengan urgensi pendidikan
karakter sejak dini, Ki Hajar Dewantoro juga mengatakan bahwa moralitas
pendidikan adalah: “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, lan tut
wuri handayani”. Ungkapan sarat makna tersebut berarti:
1.
Manusia
harus menjadi teladan ketika berada di depan, atau menjadi pemimpin di dalam
level serendah apapun.
2.
Jika
berada ditengah, maka harus dapat membangkitkan semangat untuk berkarya.
3.
Dan
jika berada dibelakang, maka harus bisa menjadi pamong.
Pendidikan karakter sejatinya adalah
pendidikan yang berbasis pada kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan tanggung
jawab. Kejujuran dalam setiap aspek prilaku yang dikerjakan, keikhlasan dalam
menunaikan segala hak dan kewajiban, terpercaya ketika dibebankan tanggung
jawab, serta bertanggung jawab pula ketika dibebankan amanat. Inilah sebenarnya
jiwa dan karakter pendidikan bangsa, yang mana senantiasa menjunjung tinggi
nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan yang Maha Esa.
Menurut hemat penulis,
merealisasikan cita-cita luhur bangsa melalui pendidikan Islam merupakan tujuan
yang sangat mulia. Sehingga perlu adanya step dan manner yang
komprehensif mulai sekarang, diantaranya:
a) Ta’yin, dapat berupa mendasarkan pendidikan Islam sejak dini dan setiap
aspek apapun yang berkaitan dengannya.
b) Taqwim, dapat berupa meluruskan pemikiran dan fenomena yang masih samar ataupun salah
dalam segala sisi menuju azas utama agama Islam.
Sehingga kelak umat muslimin mengetahui hakikat akan kebenaran yang ada pada
zamannya.
Pendidikan karakter dan budaya
bangsa adalah multi dimensi dan multi disiplin, sehingga diperlukan pendekatan
yang komprehensif dalam berbagai disiplin ilmu. Dapat dimaknai pula sebagai
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada
peserta didik, sampai mereka memiliki visi dan misi sebagai karakter dirinya
dalam berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, sekaligus warga negara yang religius,
nasionalis, produktif dan kreatif. Atas dasar demikian, pengembangan pendidikan
Islam melalui karakter dan budaya bangsa sangat strategis bagi keberlangsungan
dan kemajuan bangsa di masa mendatang.
Konklusinya, bahwa setiap muslim dituntut untuk memperhatikan perkara
pendidikan Islam sejak dini. Al-Habib Abu Bakar al-‘Adny berkata: mulailah
dengan mengadakan majlis ilmu dalam rumah untuk keluarga, halaqah al-qur’an,
pembacaan dzikir, dan nasehat-nasehat untuk putra-putrinya. Bukan mencegah
mereka dari apa saja yang mereka lakukan pada peradaban dan zamannya, tetapi
membimbing mereka! Kini kerusakan telah melanda umat muslimin dalam segala
aspek kehidupan, kerusakan dalam pendidikan, kerusakan dalam membina pemikiran,
kerusakan dalam keimanan, yang mana tidak mungkin umat Muslimin menjadi bersatu
kecuali kembali kepada majlis ilmu anak-anak, keluarga, para ulama dan ahli
ilmu agar dapat menjauhkan dari segala kemudhorotan dan kesesatan yang terjadi.
Wallahu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar